Jakarta, Radar Pagi – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, kembali membuat puisi terkait politik. Kali ini berjudul ‘Doa yang Ditukar’. Sekilas puisi tersebut seperti menyindir Mbah Moen, seorang kyai sepuh NU yang baru-baru ini salah menyebut nama Jokowi menjadi Prabowo dalam doanya di hadapan banyak orang. Begini bunyi puisi tersebut:
DOA YANG DITUKAR
doa sakral
seenaknya kau begal
disulam tambal
tak punya moral
agama diobral
doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar
doa yang ditukar
bukan doa otentik
produk rezim intrik
penuh cara-cara licik
kau penguasa tengik
Ya Allah
dengarlah doa-doa kami
dari hati pasrah berserah
memohon pertolonganMu
kuatkanlah para pejuang istiqomah
di jalan amanah
Puisi itu ternyata mendapat respon negatif dari sejumlah kalangan, mulai politikus hingga Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, juga ikut mempersoalkan puisi Fadli Zon itu.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo- Maruf Amin, Arsul Sani, menilai puisi tersebut justru merugikan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“Itu membuat warga NU menjadi jauh dari paslon 02,” kata Arsul kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Nahdliyin, kata Arsul, selalu menghormati kiai atau ulamanya meskipun memiliki pandangan dan sikap yang berbeda. Karenanya puisi Fadli akan berbalik dan membuat rugi Prabowo-Sandi.
“Kemudian ada suatu ekspresi, baik lisan atau tulisan, yang menciderai rasa hormat kepada ulama, maka itu akan jadi arus balik,” ujar Arsul.
Sementara Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy lewat akun media sosial Twitter miliknya, Rabu (5/2/2019), menyindir kubu Prabowo-Sandiaga sebagai pihak yang berteriak bela ulama, tetapi belakangan justru malah merendahkan ulama.
Dia pun menyindir lawan politik agar tidak gemar membawa-bawa nama Tuhan, sementara salat lima waktu dan puasa Ramadan masih sering ditinggalkan.
“Hentikan semua narasi, seolah kau paling suci. Karena pemimpin dalam Islam sudah jelas ukurannya, bukan penghina ulama dan menakut-takuti rakyatnya,” kata Romi.
Mbah Moen sebelumnya salah menyebut nama calon presiden yang dia doakan bisa memimpin bangsa ini kelak. Saat membacakan doa di sebelah capres petahana Joko Widodo (Jokowi) yang sedang berkunjung ke Ponpes Al Anwar, Rembang, Jawa Tengah, 1 Februari 2019 silam, Mbah Moen malah menyebut nama Prabowo. Belakangan Mbah Moen mengakui bahwa dirinya salah menyebut nama. (jar)