Perjuangan Pada Tahun 1945 Negeri ini merdeka karena pahlawan berjuang Bertempur melawan kejamnya penjajah Belanda Berkorban nyawa membela tanah air Demi
Mozaik Santri Bismillah, dengan ucap paling baka Aku bersaksi: bahwa hikyat tangan-tanganku Menggenggam kitab-kitab dan peradaban sarung paling hakiki Lantas, kerap menakdzimi
GEJOLAK RINDU DI KESUNYIAN MALAM Langit bertabur bintang Laksana matamu yang selalu mengutuk kesunyian Membawaku pada puncak kenikmatan Oh wanitaku Peluk tubuhku
Bertaruh Kelebat Nenek beritahu cucumu jika rumah digeledah kamar tempat puisi-puisi disimpan dan kangen diletakkan rapi dalam alamat kepergian kirimi surat
Percakapan di Desa / kemudian, sejenak percakapan surut pion-pion catur tumbang angin kecil dari tenggara merapat ke sisi mataku menerka, bunga-bunga mekar
Ketulusan Seorang Sahabat Di sela-sela hari bahagia Tawa canda ria bersamamu Melupakan segala kesedihan Membuang jauh-jauh rasa duka Sehingga semuanya tampak
Perjuangan Pada Tahun 1945 Negeri ini merdeka karena pahlawan berjuang Bertempur melawan kejamnya penjajah Belanda Berkorban nyawa membela tanah air Demi
JIHAD SUNYI dawai perang mengguncangkan dukana hasrat petang tergerai jawaban jihad sunyi yang menyulam cahaya kunang-kunang Tapi, belum sempat kuceritakan rasa
Dalam Kepulan Asap Tembakau Dalam kepulan asap tembakau seorang bidadari terbang mengintari langit kamar, merayap telanjang di dinding bibir merahnya menggoda
Sang Pendosa Angan berlari di antara kawanan awan. Bersulang dingin gunung menatap lembah-lembah pasrah, menampung doa para penunggang musim kehilangan gairah ketika
Perihal Mimpi Mimpi pertama yang muncul pada usia menjelang remaja; beberapa buah manggis berjatuhan dari pohonnya dikutuk angin pagi. Lalu satu-persatu